Gerbangsulsel.com– Seorang ibu rumah tangga, FT, harus menelan pil pahit setelah laporannya terkait penganiayaan justru ditolak dan dirinya menjadi bahan olok-olokan di Polsek Panakukang.
FT, yang menjadi korban kekerasan pada Rabu, 4 September 2024, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan polisi yang tak hanya mengecewakannya, tetapi juga menghina harga dirinya.
Kejadian bermula ketika FT menjadi korban pemukulan oleh seorang pria berinisial SR di samping Ramayana.
FT, yang saat itu hanya ingin membeli susu untuk anaknya yang masih berusia 1 tahun, tiba-tiba diserang oleh SR.
“Dia langsung pukul pipi saya, padahal saya cuma minta tolong untuk anak saya yang butuh susu,” ujar FT sambil menahan tangis. Sabtu (7/9/2024)
Dengan harapan mendapat perlindungan dan keadilan, FT mendatangi Polsek Panakukang untuk melaporkan penganiayaan yang dialaminya.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. FT mengaku bukannya diterima dengan baik, ia malah dihina oleh enam oknum polisi yang sedang bertugas malam itu.
“Mereka tertawa dan mengejek saya, bilang ‘Berapa kali kau dipukul? Kau juga yang goyang.’ Apa pantas polisi berbicara seperti itu kepada korban?” ungkap FT dengan suara bergetar.
Tak berhenti di situ, FT juga mendapat permintaan yang mengejutkan.
Salah satu polisi yang bertugas meminta uang untuk proses visum, seolah memanfaatkan keadaan korban yang sedang dalam situasi sulit.
“Saya minta buatkan laporan, tapi mereka bilang ‘Ada uangmu untuk visum?’ Saya sampai harus memohon, bilang saya tidak punya uang dan meminta mereka meminjamkan. Tapi tetap saja, mereka tidak mau membantu,” tutur FT sambil menangis di hadapan media.
Setelah berjuang tanpa hasil di Polsek Panakukang, FT memutuskan untuk melaporkan kasusnya ke Polrestabes Makassar. Di sana, laporannya akhirnya diterima dan ditindaklanjuti.
Insiden ini mencoreng citra kepolisian yang seharusnya memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat.
Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan tegas terhadap keenam oknum polisi yang terlibat.
Saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Panakukang, IPTU Sangkala, hanya memberikan respon singkat, “Terima kasih,” tanpa penjelasan lebih lanjut terkait kejadian tersebut.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena memperlihatkan sisi gelap dari pelayanan aparat penegak hukum yang seharusnya menjaga dan melindungi korban kejahatan.
FT, yang kini mencari keadilan di tempat lain, berharap para pelaku, baik dari pihak pelaku kekerasan maupun oknum polisi, bisa mendapatkan hukuman yang setimpal.
Bersambung..
Editor : Darwis
Follow Berita Gerbangsulsel.com di google news